Bintang Jatuh #6

Malam keesokan harinya sangat sunyi. Angin bertiup menembus pohon-pohon di sekitar kuil dan menyisakan bunyi ranting yang jatuh. Tidak ada ada suara lagi yang mengiringi keheningan suasana, kecuali suara burung hantu yang kebetulan melintas di atas kuil. Tidak pun suara gitar Apollo. Karena di dalam, seluruh dewa-dewi sedang menghadapi masalah yang demi Sungai Stynx, para ahli bahasa pun tak tahu apa namanya.
Mereka semua duduk berhadapan seperti hendak menyantap makan malam, namun bedanya makanan yang terhidang tidak mereka sentuh sama sekali. Muka-muka mereka sangat kusut, masam, dan bahkan ada yang hampir menangis, seperti Aphrodite, misalnya. Namun, di antara semua wajah-wajah kusam itu terdapat wajah yang sangat gembira, seakan tidak ada masalah apapun yang terjadi. Wajah penuh kemenangan itu dikenakan oleh Cupid, tentu saja.
Di ujung meja paling kanan dapat terlihat sang raja, Zeus, sedang menahan emosinya. Dan di ujung paling kiri, terdapat Hades, yang raut wajahnya seakan mengatakan, “Oh, ayolah! Aku lebih baik makan dedaunan di kandang babi bersama seekor tikus tanah daripada harus duduk di sini!”. Akan tetapi, sudah tidak ada pengembalian waktu bagi Hades. Semua sudah berakhir. Terlambat.
Beberapa menit terjadi keheningan yang mencekam, akhirnya Zeus membuka percakapan.
“Sungguh memalukan..........!!!” geram Zeus.
“SUDAH KUBILANG, AKU MINTA MAAF! AKU TIDAK SENGAJA! PANAH ITU TERBAKAR BEGITU SAJA!” Hades tidak sadar bahwa dirinya sudah berdiri dari kursi.
“JIKA KAU TIDAK IRI DAN MENGAMBIL PEKERJAAN SAUDARAMU, TIDAK AKAN BEGINI JADINYA! KAU HANYA MEMIKIRKAN DIRIMU SAJA! LIHAT APA AKIBATNYA! KAUM MANUSIA MENGADAKAN UNJUK RASA BESAR-BESARAN! MEREKA MEMANDANG RENDAH KITA!” balas Zeus, tanpa sadar dia juga sudah berdiri.
“DEMI SUNGAI STYNX, ZEUS! AKU MINTA MAAF! AKU TAK TAHU AKAN BERAKHIR SEPERTI INI!”
“Kau jadi dewa kematian saja tidak becus! Demi Sungai Stynx, Hades. Harusnya aku tak jadikan kau dewa apa-apa.” semprot Zeus.
“Aduh, kalian ini! Bertengkar seakan-akan ini adu mulut anak kecil, apa?! Lebih baik kita lakukan pemungutan suara saja, apa hukuman yang sebaiknya di terima oleh Hades.” giliran Athena menjernihkan suasana.
Kedua dewa itu duduk kembali di posisinya, malu. Zeus berdeham, lalu melanjutkan, “Siapa yang setuju bahwa Hades tidak dihukum ancungkan tangan.”
Beberapa dewa menunjuk tangan seperti Hephaestus dan Hermes, dan tidak ada satupun dewi yang menunjuk tangan, bahkan Hera pun tidak. Semua sudah tahu, korban kali ini adalah manusia perempuan.
Zeus melanjutkan, menanyakan hal sebetulnya tidak perlu ditanya, bahkan untuk sekedar formalitas sekalipun, “Siapa yang setuju Hades dihukum ancungkan tangannya.”
Terlihat mayoritas dewa-dewi mengangkat tangannya dan setelah Zeus memandang sekelilingnya, dia pun mengangkat tangannya. Hades menundukan kepalanya, siap akan hukuman apapun yang akan ditimpakan kepadanya. Zeus menurunkan tangannya dan melihat saudaranya itu, tak tega. “Aku menyerahkan hukuman sepenuhnya kepada dewa yang sudah Hades khianati, yakni Cupid.”
Cupid kaget. Sebenarnya dia juga tak tega memberikan hukuman kepada seseorang, karena pada dasarnya dia adalah dewa kasih sayang. Tapi melihat kelakuan saudaranya itu yang sangat keterlaluan, membuat Hades tidak terlihat seperti seorang dewa lagi. Cupid menghela napas. Baiklah, akan kubuat dia menjadi bukan dewa betulan.
“Asingkan dia menjadi seorang manusia.”
Zeus kaget. Athena kaget. Hades apalagi. Semua dewa-dewi yang ada di situ kaget. Hukuman semacam ini belum pernah ditimpakan kepada satu dewa pun. Namun Zeus tidak mau menjilat ludahnya sendiri, hukuman tetap hukuman. Dan keputusan dia lah yang sudah memberikan kewenangan kepada Cupid untuk memberi hukuman.
“Baiklah, Hades. Sampaikan salam terakhir kepada saudara-saudarimu.” kata Zeus.
“Apa-apaan.........” Hades memohon melototi Cupid.
Cupid membalas pelototan itu dengan tatapan ketus. Hal yang terakhir Hades dengar di kuil sebelum dia bertransfromasi permanen menjadi manusia adalah suara Cupid.
“Kau tidak seperti Zeus yang membangkitkan bintang, Hades. Kau malah membuat bintang jatuh.”

ººº

Comments

Popular posts from this blog

Song

Tugas Calon Mentor OSKM ITB 2018

Movie Review