Bintang Jatuh #4

Tugas ketiga Hades adalah melakukan misinya. Ia sudah mengetahui alasan manusia menyukai Cupid karena memang, manusia menyukai cinta. Jauh melebihi manusia menyukai kematian abadi. Dia harus melakukan lebih baik dari Cupid, agar dia bisa membuktikan kepada saudara-saudarinya bahwa dia adalah dewa yang berguna, yang bukan hanya menghabiskan tempat di kuil Parthenon tanpa melakukan apapun.
Namun, yang membuat Hades bingung adalah, bagaimana dia melakukan semua hal ini? Dia tidak tahu kapan kaum manusia membutuhkan dewa cinta dan bahkan dia tidak mempunyai panah. “Soal panah itu urusan gampang,” pikir Hades, “Aku bisa meminta tolong kepada Hephaestus.”  Akan tetapi bagaimana dengan doa manusia? Pasalnya, doa manusia hanya bisa didengar oleh kepada manusia itu berdoa. Kalau begitu, semua manusia yang membutuhkan cinta hanya bisa didengar oleh Cupid. “Masa aku harus memakai sayap dan mengubah telingaku menjadi sebuah hati konyol.” gerutu Hades.
Beberapa saat kemudian, sepertinya Hades sudah mempunyai ide karena dia sedang berada tepat di depan sang dewi perapian, Hera.
“Dan begitulah ceritanya. Menurutmu apakah kau punya ide, Hera?”
Hera berpikir sejenak, lalu berkata, “Manusia tidak menyukai kedinginan, Hades. Mereka akan menyalakan apa yang mereka sebut dengan api unggun jika mereka berada di luar rumah. Aku mungkin bisa membantumu dengan itu.”
“Jangan berpikir seakan aku mempunyai otak dengan kemampuan yang sama denganmu, saudariku. Sebutkanlah saja dengan jelas apa yang harus aku lakukan jika kau hendak membantuku.”
Hera mendesah tak sabar. “Besok malam adalah saat bagi Zeus untuk membangkitkan makhluk langit yang mati. Kaum manusia pasti akan menonton langit. Mereka membutuhkan api, dan kau bisa mengamati mereka dari semua api yang tersebar di seluruh dunia. Kau bisa mengintip melalui api, mencari sepasang manusia laki-laki dan perempuan menginginkan cinta. Pergilah sebelum Cupid mendahuluimu.”
“Itu mudah sekali saudariku, Hera. Beri saja aku kekuatan api-mu itu.”
“Dengarkan aku, Hades. Tapi dengan satu syarat.”
“Apapun yang kau mau saudariku.”
Mata mereka bertemu, lalu Hera melanjutkan, “Jangan bunuh siapapun.”

ººº

Comments

Popular posts from this blog

Song

Tugas Calon Mentor OSKM ITB 2018

Movie Review